Minggu, 21 Juli 2013

SISA MASA SMA - AKU DAN DIA

Satu tahun yang lalu adalah sisa masa terakhir SMAku , masa masa kelas 12 SMA yang paling berkesan , masa dimana aku memiliki seseorang yang sangat aku sayangi selama kelas 12 di SMA itu , ya dia teman satu kelasku. Tapi dia bukan sekedar teman , dia adalah pacarku. Hari – hari bersamanya begitu menyenangkan , indah , konyol dan dia adalah sosok terautis yang pernah aku kenal. Bahagia ? tentu. Dia adalah orang yang selalu membuat aku semangat untuk pergi ke sekolah , menjadi rajin dan menjadi pintar. Dia memiliki sifat yang berbeda denganku , dia pintar tapi pemalas. Semenjak bersamaku dia berubah menjadi lebih baik , setiap hari kami belajar bersama mendekati ujian nasional. Dia berubah menjadi orang yang pintar dan aku suka itu, setidaknya aku pernah menjadi orang yang mengubah hidupnya waktu itu. Terlalu banyak kekonyolan di hari hari dulu, dan aku percaya dia begitu menyayangiku, bisa dilihat dari kesabarannya menghadapi aku yang sangat kekanak-kanakan dulu. Bukan cuma itu , dia juga sering marah. Sangat emosional, dia merubah sifatku yang dulunya kekanak – kanakan , egois , tidak sabaran , galak , dan cengeng menjadi sosok yang lebih dewasa, tidak egois dan menghargai pria. Wanita itu ada dibawah pria, tidak boleh semenan mena dan menganggapnya pesuruh, yang menjadi imam adalah pria bukan wanita yang mengendalikan hubungan. Dan itu benar – benar terjadi pada hidupku, aku benar – benar berubah 180’ lebih baik karena hal itu.

Bukan hanya sekedar baik , dia juga kasar. Bukan satu atau dua kali saja dia suka memukul atau lainnya, tiap dia marah entah kenapa jadi sosok yang seperti itu , ya aku tahu dia sosok yang keras seperti ayahnya. Tapi walaupun seperti itu aku masih saja mempertahankannya karena dia adalah satu satunya orang yang sangat menjadikan aku menjadi diri sendiri di depannya, membuat aku selalu nyaman tanpa harus tampil ok, saling berbagi dan terbuka. Sempurna sekali.

Semangatnya belajar membuat dia mendapatkan tiket khusus masuk universitas melalui jalur undangan sama seperti ku, bangga jelas karna aku dia bisa seperti ini. Kami mengisi jurusan dan universitas yang sama supaya kami masih bisa bertemu di universitas yan sama dan begitu banyak mimpi yang dirajut semasa SMA itu. Ujian nasional semakin dekat , aku mati matian mengajari dia. Begitu besar sekali pengorbananku dulu jika mengingat itu semua.


Ujian nasional berakhir, libur panjang tiba dan itu adalah waktu waktu pendaftaran universitas. Bukan hanya ujian nasional yang berakhir , begitu juga hubungan kami kandas begitu saja. Seiring berjalannya waktu dan dia tidak membutuhkan aku lagi sikapnya menjadi berubah, sangat berubah, bukan seperti orang yang aku kenal dulu. Ya, dia akhirnya sama seperti pria pria yang lain , meninggalkan aku begitu saja , membuangnya seperti barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Ini sangat menyakitkan, jelas sekali. Aku masih berusaha memperjuangkannya berharap dia masih bisa kembali lagi seperti dulu tapi semua itu sia sia rupanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar